MENGINSPIRASI: DUO SYAIFUL, MAHASISWA TADRIS MATEMATIKA FTIK UIN KHAS JEMBER MANFAATKAN BULAN RAMADHAN UNTUK MENGASAH SEMANGAT BERWIRAUSAHA
Jember - Dalam suasana bulan suci Ramadhan semangat beribadah tidak hanya dirasakan dalam ritual keagamaan, tetapi juga dalam semangat berwirausaha. Puasa bukanlah penghalang untuk terus berusaha dan berinovasi. Hal itu disadari betul oleh dua sosok inspitarif dari Prodi Tadris Matematika UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Mereka memanfaatkan momen ngabuburit selama ramadhan untuk berjualan takjil di sekitar kampus.
Muhammad Hasan Saifullah, yang lebih akrab dipanggil Saiful yang saat ini sedang kuliah di semester 4 telah membuktikan bahwa perkuliahan tidak hanya berkaitan dengan materi matematika saja tetapi juga bisa dalam bidang wirausaha. Pengetahuan terkait peluang usaha serta pengelolaan wirausaha yang didapatkan dari kegiatan workshop yang diselenggarakanoleh HMPS membuatnya tertarik untuk mempraktekkannya pada momen ngabuburit ramadhan kali ini.
Ide awal untuk memulai bisnis ini bermula ketika ia ingin membuat makanan/jajanan yang berbeda dari jajanan yang ada di sekitar kampus yang cenderung sama. Sehingga, ide untuk menjual makanan kekorean atau jejepangan itu terbesit. "Sebenernya ide ini saya ambil dari viralnya makanan kekorean dan jejepangan, dan karena di daerah UIN masih minim. Itu menjadi peluang bagi saya sehingga saya membuat takoyaki ini" ujarnya. Ditanya soal omsetnya, Syaiful menerangkankan kalau omsetnya lumayan untuk membantu perekonomianya sebagai mahasiswa perantauan.
Tidak jauh berbeda dari Muhammad Hasan Saifullah, dialah M. Syaiful Islam Alghozi yang sama-sama dipanggil Syaiful tersebut, juga memanfaatkan momentum ramadhan kali ini untuk mengembangkan jiwa wira usaha yang telah dimilikinya. "Sebenarnya dulu saya joinan bareng kakak juga memiliki usaha produk skincare, namun gulung tikar karena pandemi “ terangnya.
Rupanya, kesibukannya sebagai mahasiswa semester 6 tidak memadamkan semangat berwirausaha yang pernah dimilikinya, namun justru semakin menyala karena sedang menempuh mata kuliah Entepreneurship. Salad buah yang dibuatnya sendiri, menjadi salah satu menu takjil yang dijualnya di sekitar gerbang kampus.. “ Harus pantang menyerah dan tidak perlu malu untuk memulai usaha dari kecil, karena bukan tidak mungkin sesuatu yang besar awalnya juga dari yang hal yang kecil” ujar Syaiful
Semangat dari para Mahasiswa Tadris Matematika tersebut tentu bisa menjadi contoh yang baik, meskipun dalam keadaan puasa yang mengharuskan untuk menghadapi rasa lapar dan haus. Serta pembagian waktu antara kuliah dan berjualan merupakan tantangan yang mereka hadapi. Meskipun dalam hal ini, terkadang mereka merasa ngantuk saat kuliah. "Sempet ngantuk sebenarnya waktu kuliah, mungkin karena efek puasa. Tetapi Alhamdulilah, untuk tugas dan kehadiran saya tidak pernah alfa" pungkas Syaiful. Hal tersebut menunjukkan bahwa semangat pantang menyerah adalah kunci untuk meraih kesuksesan, baik dalam ilmu agama maupun dalam dunia bisnis. Sehingga diharap jejak mereka dapat diikuti oleh mahasiswa Tadris Matematika yang lainnya.
(Kontributor Fatoni dan Tiwi/ Editor Suwarno)