Bedah Buku Etnomatematika Fikri Apriyono : Jangan Dipaksa untuk Menulis, Ikuti Hati Nurani Saja
Jember - Program Studi Tadris Matematika UIN KHAS Jember mengadakan acara Bedah Buku yang berlokasi di Perpustakaan Kampus Universitas UIN KHAS Jember, Selasa (7/6/2022) pukul 08.00 hingga 10.00 WIB. Acara tersebut dihadiri oleh segenap dosen dan mahasiswa program studi tadris matematika. Penulis buku yang berjudul “Etnomatematika Wilayah Tapal Kuda” ialah Kepala Prodi Tadris Matematika sendiri, Fikri Apriyono, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya ia mengatakan perasaan bangga dan senang karena berlangsungnya acara bedah buku yang disambut hangat oleh para dosen dan mahasiswa selain itu juga panitia yang merupakan mahasiswa tadris matematika itu sendiri.
Dosen tadris matematika ini juga mengungkapkan bahwasannya penulisan buku ini tidak serta merta hanya dirinya saja melainkan kontribusi dari para mahasiswa sendiri yang memang berdomisili di ketiga wilayah tersebut. Menariknya pria kelahiran 1988 ini juga mengungkapkan bahwa sosok yang juga sangat berpengaruh dalam penulisan buku ini ialah istrinya sendiri, dimana beliau merupakan dosen sejarah di UIN KHAS Jember. Maka dari itu tidak dipungkiri bahwa ide serta pemikirannya juga dapatkan dari istrinya sendiri. Selain itu ia juga mengungkapkan akan menerbitkan buku “Tentu saya sendiri pasti akan menerbitkan buku saya selanjutnya, tetapi yang saya harapkan tidak hanya dosen, tapi mahasiswa pun kalau bisa membuat buku, silahkan membuat buku apapun itu gak harus tentang matematika, jadi bebas, sehingga saya sangat berharap mahasiswa bisa berkarya” tambahnya.
Maswar, M,Pd, selaku pembedah buku dalam acara tersebut yang juga merupakan salah satu dosen mata kuliah Etnomatematika mengungkapkan bahwasannya pemilihan wilayah tapal kuda dirasa sangat cocok dalam buku yang ditulis oleh bapak kaprodi. “Kalau tanggapan saya berkaitan dengan etnomatematika wilayah tapal kuda secara keseluruhan sudah bagus walaupun meski tidak secara keseluruhan melainkan hanya 3 Kabupaten saja yaitu Kabupaten Jember, Banyuwangi dan Lumajang. Tetapi setidaknya sudah menggambarkan, contohnya JFC(Jember Fashion Carnaval) jadi masyarakat tidak hanya mengenal JFC saja tetapi dapat mengerti bahwa didalam JFC tersebut ada unsur-unsur matematika yang bisa digunakan dalam pembelajaran di sekolah” tuturnya.
Bapak Maswar juga mengungkapkan bahwa tantangan dalam etnomatematika pasti ada karena referensi yang berkaitan dengan etnomatematika berbeda dengan karya matematika yang lain. Saat ini ia juga masih membimbing mahasiswa yang membahas mengenai etnomatematika sehingga adanya acara ini dapat menjadikan forum saling sharing untuk mengungkapkan matematika lebih luas yang berkaitan dengan etnomatematika.
Selain acara bedah buku yang terlaksana, juga ada penampilan bakat mahasiswa tadris matematika sebagai penutup dari terlaksananya acara tersebut. Penampilan puisi serta bela diri oleh perwakilan mahasiswa angkatan 20 dan 21 disambut tepuk tangan yang meriah dari peserta bedah buku. Selepas penampilan, kemudian acara tersebut diakhiri dengan foto bersama oleh para dosen dan peserta bedah buku. /tw